Mahasiswa Tadris Biologi, Belajar Sambil Lestarikan Alam

mahasiswa Tadris biologi mengikuti praktikum lapangan di Desa Teluk Bogam, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat berlangsung selama 4 hari. Praktikum ini diikuti oleh dua angkatan yaitu angkatan 2016 dan 2017, didampingi dosen pembimbing dan asisten praktikum.

Praktikum dilaksanakan di Kawasan Konservasi Perairan Gosong Baras Basah dan Perairan Teluk Bogam Sekitarannya dengan dibantu oleh Idham Farsha (Marine Species Site Coordinator Kobar) pihak dari Organisasi berlambang Panda  / WWF Indonesia.

Praktikum Ekosistem Mangrove

Kegiatan ini merupakan kedua kalinya Program Studi Tadris Biologi dalam mata kuliah ekologi laut menyambangi kawasan teluk bogam, dipilihnya teluk bogam bukan hanya keindahannya saja akan tetapi kawasan ini memiliki ekosistem padang lamun yang cukup baik dan juga terdapat dua jenis lamun yang digemari dugong, yakni Halodule uninervis dan Halophila ovalis

Di  lokasi ini pernah ditemukan feeding track (Jejak Makan) dugong di tahun 2016 dan 2017, sehingga tidak menuntut kemungkinan bisa bertemu dugong atau masyarakat awam lebih mengenalnya dengan sebutan putri duyung padahal sebenarnya hanyalah mamalia laut.

Penyampaian Materi dari Pihak DSCP Indonesia

Adapun kegiatan inti yang dilakukan oleh mahasiswa praktikum :  ekosistem hutan mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem lamun, dan biota laut. Ditambahkan materi dan diskusi tanya jawab serta pembekalan teknik penggunaan alat snoorkling oleh DSCP ( Dugong & Seagrass Conservation Project) Indonesia, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan secara langsung  di lapangan selain praktikum di laboratorium serta untuk mengenalkan mahasiswa Tadris Biologi terhadap berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang ada di Kawasan teluk bogam.

“Mata kuliah Ekologi sendiri itu adalah mata kuliah yang mempelajari hubungan timbal balik biotik dan abiotik baik hewan maupun tumbuhan, untuk itu sebagai masyarakat Kalimantan Tengah kami ingin mengenal dan mengamati berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang ada di daerah kita sendiri, serta mengangkat kearifan lokal  khususnya di kawasan teluk bogam”. (AOI)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *